Manusia telah lama menyebut Hasan al
Banna, Sayyid Quthb, Marwan Hadid, Abdullah ‘Azzam, dengan sebutan Asy
Syahid pada nama mereka, dan belakangan kepada Syaikh Ahmad Yasin.
Salahkah penyebutan gelar tersbut? Sebagaimana yang dituduhkan oleh segelintir
manusia?
Mereka syahid, Insya Allah. Itulah model kematian yang paling dicari para pejuang.
Mereka dibunuh oleh kaki tangan penguasa ketika sedang memperjuangkan syariat
Islam di negerinya, amar ma’ruf nahi mungkar kepada penguasa tiran. Juga dibunuh oleh penjajah kafir uni
soviet (terhadap Abdullah ‘Azzam). Umat menyebutnya Asy Syahid, tanpa ada
yang mempermasalahkannya, kecuali segelinter saja dari para perajin kedengkian,
pada masa belakangan. Sesungguhnya disematkan gelar Asy Syahid
tidak berarti kita memastikan seseorang sebagai ahlis surga, melainkan sebagai
doa bagi orang yang diberi gelar tersebut. Penggelaran Asy Syahid
bukanlah barang baru, telah ada sejak masa lalu, namun anehnya tidak sedikit
manusia yang berlidah tajam menikam Hasan al banna dan Sayyid Quthb, seolah itu
adalah hal baru yang tanpa ampun.
Mengapa
mereka disebut syahid? Ada beberapa hujjah. Di antaranya;
Hadits Pertama. terdapat hadits yang shahih, tentang
jihad paling agung dan paling afdhal adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ
عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
“Dari Abu Said al Khudri, dia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jihad yang
paling utama adalah mengutarakan perkataan yang ‘adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.” (HR. Abu Daud
No. 4344. At Tirmidzi No. 2174, katanya:
hadits ini hasan gharib. Ibnu Majah No. 4011, Ahmad No. 18830, dalam riwayat Ahmad tertulis Kalimatul
haq (perkataan yang benar) )
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan shahih. (Tahqiq
Musnad Ahmad No. 18830), juga
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. (As Silsilah Ash Shahihah No. 491)
Tidak dipungkiri Hasan al Banna dan
Sayyid Quthb Rahimahumallah wafat ditangan penguasa yang zalim lantaran
perjuangannya, sebagaimana dahulu Imam Ahmad dan Imam Ibnu Taimiyah. Saya tidak akan mengulang kisah perjuangan Al
Banna dan Sayyid Quthb, yang pasti mereka dibunuh karena itu. Nah, disebut apa
orang yang mempersembahkan jiwanya, dibunuh oleh pemimpin yang zhalim karena
perjuangannya? Menurut hadits di atas Itulah afdhalul jihad sebab ia dibunuh oleh penguasa tiranik pada masanya.
Hadits
Kedua. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب ، ورجل
قال إلى إمام جائر فأمره ونهاه فقتله
“Penghulu para syuhada adalah Hamzah
bin Abdul Muthalib, dan orang yang melawan penguasa kejam, ia melarang dan
memerintah, namun akhirnya ia mati terbunuh.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 4079,
Al Hakim, Al Mustdarak ‘Ala ash
Shaihain, No. 4884, katanya shahih,
tetapi Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya. Al Bazzar No. 1285. Syaikh Al Albany mengatakan shahih dalam kitabnya, As
Silsilah Ash Shahihah No. 374 )
Dari
hadits ini dapat kita ketahui. Penghulu para syuhada ada dua orang. Pertama,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyebut langsung secara definit yaitu pamannya sendiri, Hamzah bin
Abdul Muthalib. Kedua, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya memberikan kriterianya, yaitu mereka
yang dibunuh oleh penguasa yang zalim ketika beramar ma’ruf dan nahi munkar
kepada mereka.
Hasan Al
Banna dan Sayyid Quthb karena menda’wahi penguasa zalim, mereka takut dengan
da’wahnya kekuasaannya terancam, lalu mereka membunuhnya. Menurut hadits
ini, ia syahid, bahkan penghulu para syuhada. Wallahu a'lam.
Hadits
Ketiga. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya,
maka ia syahid. Terbunuh karena membela agamanya, ma ia syahid. Terbunuh
membela dirinya, ia syahid. Dan terbunuh karena membela keluarganya, ia
syahid.” (HR. Ahmad (1565),
Tirmidzi (1341), dari Said bin Zaid, ia menshahihkannya, An Nasa’I
(4026), Abu Daud (4142) )
Hadits
Keempat. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ
فِيكُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ
مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ
شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:”Apa menurut kalian tentang oang yang mati syahid?” Mereka
menjawab: “Wahai Rasulullah, asy Syahid adalah buat mereka yang dibunuh
fisabilillah.” Rasulullah bersabda: “Jika demikian saja, maka syuhada umatku
sedikit.” Mereka bertanya: “Lalu, siapa mereka Ya Rasulullah?” Rasulullah
menjawab: “Barangsiapa dibunuh dijalan Allah itulah Syahid, dan barangsiapa
mati fisabilillah itulah syahid, yang mati karena tha’un (sejenis penyakit
lepra) maka dia syahid, dan siapa yang mati karena sakit perut dia syahid.” (HR.
Muslim No. 1915)
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan syahid orang ‘sekadar’ membela
diri dan keluarga, lalu bagaimana dengan membela agama dan kehormatan syariat
Allah? Bukankah itu syahid? Syaikh Hasan Al Banna dan Syaikh Sayyid Quthb sebagaimana
yang dikatakan banyak manusia, mereka telah habis masa hidupnya untuk da’wah.
Apa kata Para Ulama?
Para
ulama pun turut memberi kesaksian atas kesyahidan mereka dan lainnya. Mereka
tidak menilai hati manusia, sebab urusan niat kita serahkan kepada Allah Ta’ala.
Mereka hanya menilai secara zhahir apa yang dilakukan oleh para pejuang
tersebut. Demikianlah kaidah dalam fiqih.
Pemberian
gelar Asy Syahid untuk orang yang wafat karena berjuang di jalan Allah Ta’ala,
bukan hanya diberikan kepada Hasan al Banna dan Sayyid Quthb, tetapi jauh
sebelum mereka berdua sudah ada yang disebut dengan Asy Syahid
pada namanya. Demikian yang diriwayatkan oleh Imam Adz Dzahabi dalam Siyar
A’lam An Nubala.
Imam Adz Dzahabi Rahimahullah
Sebagai contoh nama yang diberi gelar Asy
Syahid oleh Imam Adz Dzahabi dalam
kitab Siyar-nya adalah:
-
As
Sayyid Asy Syahid As Sabiq Al Badri Al Qursyi (Juz. 1, Hal.
145)
-
As
Sayyid Asy Syahid Al kabir Abu Hudzaifah (Juz. 1, Hal. 164)
-
Abu
Ya’ala Al Qursyi Al Hasyimi Al Makki Asy Syahid (Juz. 1, Hal. 172)
-
Al
Amir As Sa’id Asy Syahid Abu Amru Al Anshari (Juz. 1, Hal.
230)
-
As
Sayyid Asy Syahid Al Mujahid At Taqi Abu Abdirrahman Al Qursyi Al
‘Adawi (Juz. 1, Hal. 298)
-
As
Sa’id Asy Syahid ‘Ukasyah bin Muhshin (Juz. 1 Hal. 307)
-
Al
Husein Asy Syahid (Juz. 2, Hal. 202)
-
Asy
Syahid ‘Ubaidah bin Al
Harits al Muthallibi (Juz. 2, hal. 218)
-
Al
Malik Al Kamil Asy Syahid Nashiruddin Muhammad bin Al Malik Al Muzhaffar (Juz.
23 Hal. 201)
-
Al
Khalifah Asy Syahid Abu Ahmad Abdullah bin Al Mustanshir billah (Juz.
23, Hal. 174)
-
Dan
masih banyak puluhan nama yang oleh Imam Adz Dzahabi disebut dengan gelar Asy
Syahid.
Imam Ibnu Khaldun dalam Muqadimah-nya
menyebut Al Husein yang terbunuh di Karbala, dengan sebutan Asy Syahid Husein.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin Hafizhahullah
Beliau pun mengakui gelar Asy
Syahid terhadap Syaikh Hasan al
Banna dan Syaikh Sayyid Quthb berikut ucapannya:
“Saya katakan bahwa Hasan al Banna dan
Sayyid Quthb adalah termasuk ulama kaum muslimin, dan Allah telah
memberikanmanfaat dan petunjuk kepada
manusia demikian banyaknya, dan perjuangan mereka berdua tidak ada yang
mengingkari. Oleh karena itu, Syaikh Abdul Aziz bin Baz telah memberikan
pembelaan terhadap Sayyid Quthb ketika dia diputuskan dihukum mati, dia
memberikan pembelaan yang lembut, namun pembelaan itu ditolak oleh Presiden
Jamal Abdun Nashir – semoga Allah membalas perbuatannya- dan ketika keduanya
(Hasan al Banna dan Sayyid Quthb) terbunuh dan keduanya disebut sebagai Asy
Syahid karena mereka meninggal terzhalimi. Orang-orang umum dan khusus
telah bersaksi bahwa mereka berdua adalah syahid. Hal ini dimuat berbagai media masa
dan buku-buku tanpa ada yang mengingkari.
Kemudian para ulama menyambut buku-buku
mereka berdua dan Allah telah memberikan manfaat dalam buku-buku tersebut. Dan
tidak ada yang menjelek-jelekkan mereka berdua sejak lebih dari duu puluh tahun.”
(Prof.
Dr. Taufiq yusuf al Wa’i, Al Ikhwan Al Muslimun Kubra Al Harakat Al
Islamiyah Syubuhat wa Rudud, Hal. 515.
Cet. 1, 1421H-2001M. Maktabah Al Manar
Al Islamiyah)
Syaikh Sayyid Quthb dihukum mati tahun
1966M, lebih dari dua puluh tahun kemudian yakni tahun awal 90an, pasca perang
teluk mulai beredar tulisan, ceramah, majalah, dan buku-buku, yang mencela
beliau, dan umumnya tokoh pergerakan. Kita mengetahui ‘konflik’ para ulama
Saudi saat itu, lantaran fatwa bolehnya minta pertolongan kepada AS untuk
menyerang Irak. Akhirnya, ulama-ulama yang tidak setuju seperti Salman al
Audah, Safar al Hawali, ‘Aidh al Qarni, dan yang sepemikiran dengan mereka
dipenjara dan dijauhi. Ujung-ujungnya, mereka dianggap terpengaruh oleh
pemikiran Ikhwanul Muslimin, khususnya Sayyid Quthb. Akhirnya terjadilah apa
yang terjadi sampai hari ini.
Syaikh Manna’ Khalil al Qattan Rahimahullah
Beliau adalah
ulama tafsir, mantan Ketua Mahkamah Tinggi Mekkah al Mukarramah, beliau juga
menyebut Hasan al Banna adalah Asy Syahid.
“Gerakan
Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan al Banna
bisa dikatakan sebagai gerakan Islamiyah modern terbesar tanpa ada yang
menyangkal. Dan, tidak ada seorang pun dari musuh-musuhnya yang bisa
mengingkari keutamaannya dalam perannya membangkitkan umat di dunia Islam
secara keseluruhan.” (Syaikh Manna’ Khalil al Qattan, Mabahits Fi ‘Ulumil
Qur’an, Hal. 362-363. Cet. 2, 2002M-1423H. Maktabah Wahbah)
Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Muhammad Alu Asy Syaikh Hafizhahullah
Beliau adalah mufti Kerajaan
Saudi Arabia, pengganti Syaikh Ibnu Bazz. Beliau berkata tentang wafatnya
Syaikh Ahmad Yasin Rahimahullah:
“Sesungguhnya
kami menerima kabar pembunuhan Asy Syaikh Asy Syahid Ahmad Yasin
ini dengan perasaan duk. Semoga Allah mengampuni beliau, merahmatinya, dan
meninggikan derajatnya di surga dan memberikan pengganti beliau dalam rangka
melawan kekuatan zalim yang keji semoga Allah membalas berbuatan mereka.” (http://www.said.net/Doat/Zugait/313.htm)
Lihat … gelar syahid, langsung
disebutkan oleh mufti kerajaan Saudi Arabia ini. Bukan hanya beliau, ada 65
ulama yang memberikan ucapan belasungkawa terhadapnya, di antaranya ada Syaikh
Shalih al Luhaidan Hafizhahullah, anggota Hai’ah Kibar al Ulama.
Bahkan dia mencela orang-orang yang mencela HAMAS dan Syaikh Ahmad Yasin.
Beliau
berkata:
“Laki-laki
ini (Syaikh Ahmad yasin) terkenal dengan kebaikannya, keteguhannya dan
perlawanannya yang sengit terhadap Yahudi. Dan, di belakang beliau ada
orang-orang yang siap melindungi dan membelanya (maksudnya HAMAS). Kemudian
Syaikh Ahmad Yasin dibunuh secara keji dan tak berperikemnusiaan. Kita memohon
kepada Allah memasukkannya di surgaNya yang tinggi. Orang-orang yang
menjelek-jelekkan mereka –padahal beliau orang yang memerangi Yahudi- tidak
menunjukkan kebaikan orang yang menjelek-jelekkannya, melainkan menunjukkan
kebodohannya terhadap fakta yang ada atau hanya menunjukkan hawa nafsunya.
Dst. (http://www.islamgold.com/view.php?gid=7&rid=130)
Asy Syaikh Al hajj Amin Al Hushaini Rahimahullah
Dia
adalah mufti Palestina pada pertengahan abad 20. Dia menyebut Syaikh Hasan al
Banna dengan sebutan Asy Syahid. Beliau berkata:
“Asy Syahid
Hasan al Banna dan para pengikutnya telah memberi sumbangan besar bagi
Palestina. Mereka mempertahankannya dengan berjuang keras dan cita-cita mulia.
Semuanya merupakan karya nyata dan kebanggaan yang ditulis dalam sejarah jihad
dengan huruf yang terbuat dari cahaya.” (Badr Abdurrazzaq al Mash, Manhaj
Da’wah Hasan al Banna, hal. 141-142)
Fatwa Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah
رقم
الفتوى : 32061
عنوان الفتوى : من قتل دون دينه فهو شهيد
تاريخ الفتوى : 12 ربيع الأول 1424
عنوان الفتوى : من قتل دون دينه فهو شهيد
تاريخ الفتوى : 12 ربيع الأول 1424
السؤال
قرأت في أحد الكتب لمؤلف يدعى مبارك رمضاني الجزائري أنه يقول إن الشيخ الألباني ذكر أن كلا من الشهيدين حسن البنا وسيد قطب ليسا بشهيدين إطلاقاً، فهل ذكر الشيخ الألباني هذا الكلام ولماذا إذن ليسا بشهيدين؟
قرأت في أحد الكتب لمؤلف يدعى مبارك رمضاني الجزائري أنه يقول إن الشيخ الألباني ذكر أن كلا من الشهيدين حسن البنا وسيد قطب ليسا بشهيدين إطلاقاً، فهل ذكر الشيخ الألباني هذا الكلام ولماذا إذن ليسا بشهيدين؟
الفتوى
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فلم
نطلع على ما ذكره السائل الكريم عن الشيخ الألباني رحمه الله ولكننا ننبه السائل
الكريم إلى أنه صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ومن قتل دون دينه فهو
شهيد. أي في نصرة دين الله تعالى والذَّبِّ عنه بأي وسيلة.
فقد
روى الإمام أحمد والترمذي وأبو داود والنسائي عن سعيد بن زيد واللفظ للترمذي قال:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من
قتل دون ماله فهو شهيد، ومن قتل دون دينه فهو شهيد، ومن قتل دون دمه فهو شهيد، ومن
قتل دون أهله فهو شهيد. قال الترمذي: هذا حديث حسن صحيح، وبعضه في الصحيحين.
قال
العلماء: لأن المؤمن محترم ذاتاً وديناً ومالاً وأهلاً، فإذا اعتدي على شيء من ذلك
جاز له الدفع عنه فإذا قتل بسببه فهو شهيد .وعلى هذا.. فإننا
نرجو للشيخين المذكورين أن يكونا شهيدين عند الله تعالى، فإن الظاهر من حالهما
أنهما ما قتلا إلا بسبب الدفاع عن هذا الدين العظيم وتبنيه منهج حياة ودعوة الناس
إليه، وبيان زيف الدعوات الباطلة والأفكار المنحرفة التي ظهرت في زمنهما، ونقول
هذا حسب الظاهر والله تعالى يتولى السرائر، وهو سبحانه وتعالى أعلى وأعلم.
والله أعلم.
والله أعلم.
المفتـــي: مركز الفتوى بإشراف
د.عبدالله الفقيه
No Fatwa: 32061Tanggal Fatwa: 12 Rabiul Awwal 1424 H
Pertanyaan:
Saya telah membaca sebuah buku karangan Mubarak Ramdhani al-Jazairy. Ia mengatakan bahwasanya Asy-Syaikh Al-Albani telah menyebutkan, bahwa Asy-Syahid Hasan Al-Banna dan Asy-Syahid Sayyid Quthb bukanlah termasuk syahid secara muthlak. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar syaikh Al-Albani pernah mengatakan perkataan seperti ini? Lantas kalau memang betul, kenapa keduanya tidak dikatakan sebagai orang yang mati syahid?
Fatwa:
Segala
Puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah Saw, keluarga dan para
sahabatnya, Amma Ba’du
Kami belum sempat untuk menelitik apa yang ditanyakan oleh
saudara penanya tentang pendapat Syaikh Al-Albani rahimahullah.
Namun dapat kami jelaskan kepada saudara penanya, bahwasanya
telah disebutkan secara shahih dari Nabi saw, sesungguhnya beliau bersabda:
“Barangsiapa yang terbunuh karena agamanya, maka dia adalah
syahid”.
Hadis diatas memiliki pengertian, bahwasanya orang yang
menolong agama Allah dan membelanya dengan cara apapun juga, bila ia terbunuh,
maka ia terbunuh dalam keadaan syahid.
Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud, dan an-Nasai meriwayatkan
dari Sa’id bin Zaid, sedangkan lafadznya adalah bagi at-Tirmidzi. Ia berkata:
“Aku telah mendengar Rasulullah Saw berkata: “Barangsiapa yang terbunuh karena
hartanya, maka dia syahid; Barangsiapa terbunuh karena agamanya, maka dia
syahid; barangsiapa terbunuh karena darahnya maka dia syahid; barangsiapa
terbunuh karena membela keluarganya, maka dia syahid”. Lalu at-Tirmidzi
berkata: “Hadis ini Hasan Shahih, sedangkan sebagian lainnya terdapat dalam
shahihain”.
Para ulama berkata: Sesungguhnya seorang mu’min yang
terhormat secara pribadi, agama, harta dan keluarganya; maka apabila ada yang
ingin melakukan suatu kejahatan atas salah satu dari yang telah disebutkan
tadi, ia diperbolehkan untuk membela diri dan mempertahankannya. Namun apabila
ia terbunuh karena disebabkan melakukan perlawanan untuk mempertahankan keempat
hal tersebut diatas, maka ia termasuk syahid.
Berdasarkan pada keterangan dan penjelasan hadis diatas. Maka
kami berharap, kedua syaikh yang namanya telah disebutkan diatas termasuk dalam
kelompok yang mati syahid dalam pandangan Allah swt. Karena secara zhahirnya,
keadaan beliau berdua dibunuh karena disebabkan mempertahankan eksistensi agama
yang mulia ini, membangun manhaj kehidupan dan mengajak manusia ke dalamnya.
Beliau berdua juga telah berjasa dalam membuka kedok kebohongan kelompok batil
dan pemikiran yang menyimpang lagi menyesatkan yang ada dan muncul dimasanya.
Kami hanya bisa mengatakan, demikianlah keadaan kematian
beliau berdua secara kasat mata, dan kita hanya bisa menghukumi dari sesuatu
yang nampak secara lahiriyah saja. Namun sekali lagi, hanya Allah lah yang
mengetahui segala yang tersembunyi yang manusia tidak ketahui. Dialah Allah
Ta’ala yang Maha Tinggi dan Lebih Mengetahui. Wallahu A’lam
Mufti:Pusat Fatwa dibawah pimpinan Syaikh DR. Abdullah al-Faqih. (sumber: Fatawa Asy Syabkah Al Islamiyah)
Selain
itu, Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah –anggota Al Lajnah Daimah di
Saudi Arabia- juga menegaskan masyru’-nya gelar Asy Syahid, sebagaimana
tertulis dalam situs islamgold.com.
Wallahu A’lam
No comments:
Post a Comment